Wednesday, 3 May 2017

365

365 hari telah berlalu. 365 hari yang lalu, di satu hari kau memilih untuk mengakhiri sebuah kisah yang sudah kita susun beribu hari lamanya. Kau bilang, kau ingin mengurusi hidupmu dan duniamu. Kau ingin menggapai cita citamu terlebih dahulu. Dengan sekuat tenaga aku mengikhlaskanmu. Aku hanya takut akan menjadi penghalangmu menuju semua obsesi dan tujuan hidupmu itu. Aku pasrah. Meskipun berat rasanya. Meskipun sesungguhnya pada saat itu aku sedang sangat membutuhkanmu. Meskipun sesungguhnya aku sangat ingin mendampingimu dalam setiap derap langkah kakimu menuju segala cita citamu itu. Tapi kecintaanku padamu melebihi egoku untuk memilikimu. Kecintaanku padamu menyadarkanku, bahwa kau berhak untuk bebas memilih jalan hidupmu, termasuk memilih untuk tidak memilihku.. 365 hari aku berjuang bertahan tanpa dirimu. Kau tahu bagaimana sulitnya itu? Tentu saja kau tidak tahu, atau mungkin tidak mau tahu. 365 hari tangisanku pecah setiap waktu menahan rindu yang tak pernah dapat kusampaikan padamu, sementara kau tertawa riang merayakan ketiadaanku di hidupmu. Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa hati yang dulu selalu aku anggap mulia bisa dengan mudahnya menyakiti hatiku. Bagaimana bisa kau tega menikam jantungku berkali kali? Tak cukupkah kau membuatku menderita setelah kau meninggalkanku 365 hari yang lalu? 365 hari yang lalu, seseorang meninggalkanku atas alasan klasik yang ternyata semuanya tidak terbukti. Mungkin dulu kau hanya mengarang cerita agar sakit yang aku rasakan tidak terlalu mendalam. Layaknya bujukan seorang ayah kepada anaknya agar anaknya mau melepaskan mainan dari cengkeramannya. 365 hari yang lalu kau berjanji untuk kembali padaku setelah semua urusanmu tuntas. Namun sekarang aku tahu bahwa kau tidak lebih dari sekadar pengumbar janji. Aku tahu bahwa kualitas cintamu sungguh sangat murah dan rendah. Sangat tak sebanding dengan cinta yang ku berikan selama ini kepadamu. Tapi ya sudahlah. Toh kau berhak memilih jalan hidupmu sendiri. Aku hanya bisa pasrah dan berdoa semoga kau bahagia dengan semua pilihanmu. 365 hari aku berusaha melanjutkan hidupku dengan mengerahkan sisa tenaga yang aku miliki. Aku harus bangkit. Aku harus bahagia. 365 hari dari sekarang, aku akan bahagia dengan kisah baru yang Tuhan siapkan untukku.